Seru-seruan jelajahi Malang dengan berjalan kaki
Dalam rangka memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia,
Jelajah Malang berkolaborasi dengan Komunitas Payung Literasi Malang mengadakan
event bertajuk linkungan dengan tema “Form Trash to Treasure”.
Jelajah Bank Sampah Malang dan Makam Sukun ini diselenggarakan
di Hari Sabtu minggu lalu tepatnya tanggal 20 Januari 2024. Tujuan dari acara
ini adalah untuk mengedukasi masyarakat agar bisa mengelola sampah yang di
hasilkan tiap harinya. Tak hanya itu, dalam event ini juga memberi sedikit
wawasan tentang sejarah Kota Malang.
Source : pexels.com |
Gerakan Sejuta Pohon Sedunia diperingati tiap
tanggal 10 Januari, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan pohon dan menyelamatkan hutan. Di Indonesia, gerakan ini dimulai oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993, berupa ajakan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut melakukan
penanaman pohon sampai melampaui satu juta di setiap provinsi.
Gerakan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan
pemanasan global. Harapannya dengan adanya banyak pohon yang ditanam, mampu
untuk menyerap karbondioksida (CO2) sehingga mampu mengurangi terjadinya
pemanasan global.
Source : pexels.com |
Namun, untuk saat ini mengatasi pemanasan global tidak hanya
dengan melakukan penanaman pohon saja. Tanpa kita sadari sampah pun memiliki
kontribusi yang besar terhadap pemanasan global. Masalah tumpukan sampah yang
mulai muncul di berbagai tempat pun menjadi salah satu masalah yang harus diperhatikan.
Oleh sebab itu, Jelajah Malang bersama dengan Komunitas
Payung Literasi Malang mengajak teman-teman untuk turut serta dalam menjaga
lingkungan dengan melakukan pengelolaan sampah. Harapannya teman-teman bisa meminimalisir
produksi sampah tiap harinya. Sehingga tumpukan sampah yang dihasilkan bisa berkurang.
Sebelum jelajah Bank Sampah Malang, Jelajah Malang mengajak teman
jelajah berkeliling ke area pemakaman Belanda Sukun. Walking Tour kali ini ditemani
oleh Bu Harianidari Dinas Lingkungan Hidup Malang.
Makam Sukun atau lebih dikenal dengan nama Makam Londo
merupakan tempat permakaman umum Nasrani yang dulunya merupakan Makam
orang-orang Eropa di Malang. Tempat pemakaman ini dibangun di tahun 1919-1920
saat Pemerintah Hindia Belanda Membangun Bowplan III.
Bowplan merupakan rencana pengembangan Kota yang dirancang
oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pembangunan Kota Malang sendiri dilakukan sampai
Bowplan VIII yang dilakasanakan dari tahun 1914 hingga 1940 oleh Herman Thomas
Karsten. Cerita lengkap tenang Bowplan nanti akan aku bahas di artikel selanjutnya
ya.
Sementara itu kita kembali lagi ke area makam sukun. Orang-orang
Eropa mengenal area makam sukun ini dengan nama Europese Begraafplaats Soekoen
te Malang kalau diartikan artinya Pemakaman Eropa di Malang. Luasnya tergolong
luas yaitu sekitar 12 hektar.
Adalebih dari 200 makam orang Eropa yang dikuburkan di sini. Namun
yang teridentifikasi hanya sekitar 20 makam saja, karena sebagian besar tulisan
pada nisannya sudah hilang. Nah, hari sabtu kemarin kami bersama teman jelajah
mendengarkan cerita beberapa tokoh yang Eropa yang dikuburkan di sini.
Beberpa makam yang di singgahi diantaranya Dolira Advonso
Chavid yang Namanya digunakan tempat Eks lokalisasi Dolly, Dr. P.A. A.F Eyken
seorang apoteker yang juga merupakan anggota freemason, Dr. B. M Schuurman pendiri
sekolah pendeta Bale Wiyoto, dan Rob van de Ven Renardel de Lavalette pendiri
klinik Lavalette.
Setelah berkeliling area makam sukun, kami beralih ke Bank
Sampah yang lokasinya berada di sebelah gerbang Makam Sukun. Bersama dengan Bu
Efrida Hartini pendiri Bank Sampah Eltari, kami diajak mengikuti perjalanan
sampah dari pertama kali sampah itu dibuang hingga berakhir di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) lewat sebuah video singkat.
Kota Malang dulunya memiliki 4 TPA yang sekarang tinggal 1
saja yaitu TPA Supiturang. 3 TPA lainnya sudah ditutup karena sudah tidak mampu
lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh masayarakat Malang.
Jika semakin hari sampah yang di hasilkan semakin menumpuk,
lalu kemana lagi ka sampah-sampah itu akan dibuang? Dari masalah ini lah Bank Sampah
Malang didirikan. “Reduce, Reuse, Recycle” merupakan cara ampuh yang dilakukan
Bu Efrida untuk mengurangi produksi sampah.
Selain diedukasi tentang pengelolaan sampah, kami juga diajak
praktek langsung lho untuk merecycle sampah plastic. Seperti membuat bunga atau
roda dari sedotan bekas hingga membuat keranjang tempat minum dari gelang yang
berasal dari tutup minuman gelas bekas. Selain bisa dibuat keranjang, gelang
tutup minuman gelas bekas juga bisa dibuat piring tatakan juga.
wah seru sekali bisa menggunakan lagi barang bekas menjadi barang baru. Terlihat semua peserta pada excited banget melakukannya.
Dan di akhir acara Bu Efrida mengajak kami semua untuk
keliling ke area Bank Sampah Malang. Di sana kami melihat sampah yang sudah dipilah-pilah
sesuai dengan jenisnya. Dari mulai sampah botol plastic, botol kaca, seng, galon,
hingga sampah kantong plastik dan kertas.
Itu tadi rangkaian cerita Jelajah Bank Sampah dan Makam Sukun
yang menjadi event pertama kami tahun 2024.
Sampai bertemu di Event-event menarik selanjutnya.
Jln. Cokroaminoto II/74, Malang, Jawa Timur
Email: jelajahmalangaja@gmail.com
WhatsApp/Telpon: 0823 3528 8384
Tidak ada komentar: